- Details
-
Written by Administrator
-
Hits: 3541
Page 1 of 2
Seorang ibu melaporkan suaminya yang sering tidur mendengkur. Ia merasa sangat terganggu oleh dengkur suaminya yang begitu keras, sehingga suaranya bisa terdengar sampai ke kamar lain. Hal ini sering membuat ia susah tidur, terutama bila ia tidur belakangan.
Sebagai istri yang baik ia tidak pernah mengeluhkan masalah ini selama 23 tahun pernikahannya. Ia menganggap suaminya tidur begitu lelap akibat lelah bekerja. beberapa tahun terakhir ini suaminya sering terbangun karena harus pergi ke kamar mandi untuk buang air kecil. Selain iotu dengkurnyapun bertambah keras dan tubuhnya yang gemuk banyak berkeringat, walaupun kamar tidurnya berpendingin ruangan (AC).
Ia khawatir suaminya menderita penyakit. Ia sering menganjurkan suaminya berobat, tetapi saran itu tidak pernah di tanggapi. Sang suami malah mengatakan ia tidak ada masalah, mungkin karena mengalami kelelahan setelah bekerja berat di siang hari.
Sehatkah Tidur mendengkur ?
Mendengkur atau mengorok bukanlah tanda orang tidur lelap, tetapi justru suatu penyakit atau gangguan tidur. Tidur mendengkur tidak hanya mengganggu kenyamanan pasangan tidurnya, tetapi juga berdampak buruk terhadap kesehatan orang tersebut. Apalagi bila dengkurannya sering mendadak berhenti dan diikuti pula dengan berhenti bernapas (apnea).
Gangguan ini dikenal sebagai obstructive sleep apnea (OSA). Penyakit OSA sering disebut sebagai silent killer in the night (pembunuh diam-diam di kala tidur) karena penderitanya memiliki risiko tinggi untuk mengalami stroke (gangguan peredaran darah otak), tekanan darah tinggi, penyakit jantung koroner, pembesaran jantung, gangguan irama jantung, dan mati mendadak di tempat tidur.
OSA juga berdampak buruk terhadap kualitas hidup seseorang seperti cepat lupa (gangguan memori), sering mengantuk di siang hari, disfungsi ereksi, lekas marah dan depresi, serta tingginya angka kecelakaan lalu lintas.
Di kala tidur, akibat napas yang sering berhenti, penderita OSA akan mengalami kekurangan oksigen (hipoksia). Keadaan ini membuat penderitanya sering terbangun dan tidur tidak pulas, banyak berkeringat, irama jantung menjadi cepat, kadang tidak teratur.
Pria lebih sering
Memang tidur mengorok, lebih banyak dijumpai pada pria, sekitar empat kali lipat dibanding wanita. Apalagi bila kegemukan, merokok, jarang berolahraga. Banyak istri yang mengeluh tidurnya terganggu akibat suaminya mengorok.
Ada seorang istri yang berkonsultasi di klinik gangguan tidur. Ia mengeluh, "Suami saya begitu mencium bau bantal langsung tertidur. Saat dia tidur, seolah-olah ada suara bajaj atau mesin gergaji dengan jarak beberapa sentimeter dari telinga saya. Ini terjadi sudah 20 tahun sejak kami menikah. Keadaan ini membuat saya susah tidur dan menderita."