- Details
-
Written by Dr. Hermawan Suryadi SpS
-
Hits: 9528
Pendahuluan :
Tubuh manusia dilengkapi dengan panca-indera,antara lain indera perasa yang dapat merasakan panas,dingin, rasa raba, getar, posisi tubuh dan nyeri . Nyeri (pain) merupakan pengalaman sensorik yang tidak menyenangkan (rasa sakit seperti ditusuk,disayat, dicubit, pegal-linu, dsb) .
Sebenarnya nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh , dimana ia berfungsi sebagai sensor adanya gangguan atau kerusakan dari reseptor saraf yang ada diberbagai bagian tubuh seperti : kulit, sendi, otot, saraf tepi, saraf pusat, organ dalam . Dengan adanya nyeri, kita diperingatkan bahwa tubuh kita ada yang sedang sakit atau terganggu, sehingga kita perlu segera mengatasinya . Bila kerusakan primer terjadi pada saraf, maka ia dikenal sebagai nyeri saraf (Neuropathic pain) . Sedang bila bagian tubuh lain yang sakit, misalnya : sendi, ligamen, tendo, tulang, organ-dalam, maka ia akan merangsang saraf perasa yang ada didalamnya dan kemudian menimbulkan rasa nyeri pula yang dikenal sebagai nyeri nosiseptif (Nociceptive pain) .
Apa yang menjadi Penyebab Nyeri ?
Nyeri dapat disebabkan oleh banyak hal, seperti :
1. Akibat Cedera (Cedera olahraga, kecelakaan)
2. Sikap tubuh yang buruk (Bad posture habit), misalnya kebiasaan duduk yang salah, mengangkat barang berat dengan sikap yang keliru.
3. Peradangan – dapat berupa radang akut oleh karena infeksi kuman atau virus, dapat pula radang kronis seperti arthritis, neuritis, spondylitis, fibromyalgia syndrome .
4. Defisiensi vitamin (Vit B)
5. Degenerasi – Osteoporosis , pengapuran .
6. Kanker .
7. Gangguan metabolik (kencing manis)
8. Keracunan (alcohol, timah hitam, obat TBC, sitostatika)
9. Gangguan aliran darah (penyakit Buerger, nyeri dada akibat penyakit jantung koroner, nyeri separuh tubuh akibat stroke di otak bagian Thalamus) .
Nyeri Saraf-otot
Nyeri saraf-otot (Neuropathic pain) dapat terjadi pada setiap bagian tubuh, mulai dari kepala, leher, tengkuk, pundak, punggung, bahu, lengan, siku, jari-tangan, pinggang, pinggul, lutut sampai dengan kaki.
Nyeri dapat terjadi secara mendadak, misalnya akibat cedera olahraga dapat menyebabkan pembengkakan otot yang teregang (Muscle Sprain), otot/ligamen tersobek, kejang atau kram otot, tennis-elbow.
Selain itu nyeri mendadak dapat terjadi mengikuti peradangan akut seperti radang saraf (neuritis), radang kantung sendi (bursitis – knie water), radang sendi (arthritis).
Namun nyeri saraf dapat juga terjadi menahun atau hilang-timbul (sering kambuh); ini dapat dilihat sebagai akibat cedera berulang menyertai olahraga, pekerjaan sehari-hari yang melelahkan, mengangkat beban berat ditambah lagi dengan kebiasaan postur tubuh yang buruk saat bekerja. Sebagai contoh : nyeri pinggang (Low Back Pain) sering terjadi pada olahragawan, latihan yang tidak teratur dan tidak didahului dengan pemanasan (warming-up) yang baik, mengangkat barang berat . Sindroma terowongan Karpal (Carpal tunnel Syndrome) dengan gejala kesemutan, nyeri atau baal pada jari-jari tangan yang sering terjadi pada ibu rumah tangga, ibu hamil .
Nyeri menahun juga sering dijumpai pada penderita radang kronis (rheumatoid arthritis, Gout, neuralgia pasca Herpes, fibromyalgia syndrome), kencing manis (neuropati diabetika), defisiensi vitamin B .
Sifat nyeri bervariasi mulai dari rasa di-tusuk-tusuk, kecabean/ terbakar (causalgia), pegal-linu sampai rasa kesemutan ; nyeri dapat bersifat local, menjalar atau menyebar ke seluruh tubuh .
Pengobatan Nyeri Saraf-otot
Dalam mengobati nyeri saraf, yang terpenting tentunya mencari dan mengobati penyebabnya.
Namun pengobatan sedini mungkin dan pertolongan pertama bila terjadi nyeri mendadak perlu diketahui, sebagai contoh bila nyeri timbul akibat olahraga atau kecelakaan.
Dalam hal ini ingatlah R I C E :
R = Rest (istirahatkan bagian yang cedera)
I = Ice (kompres es untuk mengurangi perdarahan)
C = Compression (Penekanan untuk mengurangi pembengkakan)
E = Elevation (Peninggian bagian yang cedera)
Baru selanjutnya konsultasikan nyeri kepada dokter anda.
Dokter akan memeriksa nyeri anda meliputi evaluasi sifat nyeri (lokalisasi, intensitas, kualitas, kapan dan bagaimana terjadinya nyeri), selanjutnya dilakukan pemeriksaan fisik (umum dan saraf); bila perlu dilakukan pemeriksaan tambahan seperti laboratorium, X-ray, CT-scan, MRI, EMG, dsb.
Setelah diagnosis ditegakkan,dokter dapat memberikan pengobatan baik simtomatik maupun terapi kausal .
Nyeri : penderitaan yang harus segera dihilangkan !
Banyak orang menderita akibat nyeri, mungkin lebih dari separuh orang yang berobat ke dokter karena nyeri . Bahkan tidak orang menjadi depresi akibat nyeri, hingga ada orang yang bunuh diri karena nyeri yang sangat hebat, misalnya nyeri pada penderita kanker.
Pengobatan simtomatik segera terhadap nyeri perlu diberikan agar orang terbebas dari penderitaann nyeri ; caranya dengan menggunakan obat-obat anti-nyeri seperti obat analgesik, obat anti-inflamasi non-steroid (misal : ibuprofen), steroid, antidepresan, pelemas otot (muscle-relaxant), sampai dengan golongan morfin .
Untuk mempercepat penyembuhan nyeri saraf, sebaiknya ditambahkan obat neurotropika seperti vitamin B-1, B-6 dan B-12 . Golongan vitamin B ini sangat bermanfaat untuk mempercepat pemulihan kerusakan saraf (myelin) yang biasanya dijumpai pada nyeri saraf. Kini dikenal juga kombinasi obat golongan analgesik/ OAINS dan neurotropika seperti Neo rheumacyl neuro .
Disamping obat, pengobatan nyeri saraf dapat dilakukan dengan terapi invasive bedah (memutus jaras sarafnyeri),terapi invasive non-bedah (blokade saraf, neurolitik) dan rehabilitasi medik (fisioterapi) .
Pencegahan terhadap Nyeri lebih baik dari Pengobatan
Pencegahan terhadap terjadinya nyeri (Primary Prevention), maupun pencegahan terhadap kekambuhan (Secondary Prevention) perlu disosialisikan dalam kehidupan sehari-hari meliputi pola hidup sehat , termasuk didalamnya pengenalan keselamatan berolahraga, keselamatan bekerja, postur tubuh yang benar dikala bekerja .
Makalah ini dibawakan pada Seminar Nyeri Saraf – Tabloid Senior, Agustus ‘04