- Details
-
Written by Administrator
-
Hits: 6300
NYERI BISA ANDA ALAMI DI SELURUH BAGIAN TUBUH SIFATNYA BISA TIBA-TIBA, BISA PULA MENAHUN BILA KADARNYA RINGAN, ANDA MUNGKIN HANYA PERLU NUTRISI UNTUK SARAF. NAMUN, BILA SUDAH PARAH, BISA-BISA HARUS DIBEDAH
Seorang ibu, sebutlah Tuti, mengeluh nyeri dan kesemutan pada jempol, telunjuk, dan jari tengah tangannya. Rasa nyeri dirasakan ibu berusia 35 tahun ini dalam dua bulan terakhir, setelah dua orang pembantunya mengundurkan diri.
"Sekarang susah mencari pembantu yang cocok," kata ibu satu anak itu. karena itu hampir dua bulan ini ia harus melakukan pekerjaan rumah tangga sendiri seperti menyapu, mencuci baju tanpa mesin, memasak, dan mengepel lantai.
Tuti kerap merasakan kebal (baal) seolah-olah tangannya bengkak ketika bangun tidur. Namun biasanya setelah digerak-gerakkan, keluhan ditangannya menghilang. Saat ia mulai menyapu, kesemutan dan kadang rasa terbakar terjadi pada jari-jari tangan kanannya lalu menyebar sampai telapak tangan. Bila ia istirahat, keluhan itu berkurang.
Lama-lama, ia merasakan kekuatan jari-jari tangan kanannya melemah dan tampak otot dipangkal jempol mulai menciut. Ia takut jangan-jangan tangan kanannya lumpuh. Berobatlah Tuti ke dokter.
Sang dokter menyebut, kemungkinan dia menderita sindroma terowongan kapal yang menyerang saraf di pergelangan tangan. dirujuknya Tuti ke dokter ahli saraf hingga akhirnya ia harus menjalani pemeriksaan rekaman saraf tepi yang disebut elektromiografi. Hasilnya, ada penjepitan saraf medianus di pergelangan tangan kanan yang mengakibatkan keluhan kesemutan, baal, dan nyeri tadi.
Akhirnya, pergelangan tangan Tuti disuntik obat analgesik-antiinflamasi (pereda nyeri dan antiradang) untuk menghilangkan pegal-pegal. Ia juga diberi vitamin saraf (B1, B6, B12) untuk mempercepat pemulihan saraf yang luka.
Ia dianjurkan untuk tidak menggerakkan pergelangan tangan selama dua minggu agar proses penyembuhan berlangsung cepat. Tangannya pun harus dibungkus dengan wrist support. Hasilnya, setelah dua minggu, keluhannya mereda.
Kasus Tuti kerap kita jumpai pada ibu rumah tangga yang mendadak harus melakukan pekerjaan rumah. Juga kerap dialami ibu hamil, penderita rematik (artritis rematoid dan osteoartitis yang menyerang pergelangan tangan). Sering pula dialami penderita kencing manis, mereka yang kerap menggunakan tangan seperti pemain piano, wartawan, tukang cukur, pekerja salon, dan sopir.
Penjepitan pada saraf medianus akibat membengkaknya serabut otot ini merupakan salah satu jenis nyeri yang terjadi pada tangan, ditandai oleh gejala kesemutan. Nyeri jelas tidak menyenangkan. Saat nyeri menyerang bisa jadi yang dirasakan bermacam-macam. Yang dialami Tuti, kesemutan dan rasa terbakar begitu dominan. Yang lain mengeluh rasa seperti ditusuk, disayat, dicubit, pegal-linu, dan banyak lagi.
"Nyeri pada dasarnya terjadi karena kerusakan atau gangguan pada resepstor saraf yang ada diberbagai bagian tubuh seperti kulit, sendi, otot, saraf tepi, susunan saraf pusat, organ dalam, dan lain-lain," ungkap Dr. Hermawan Suryadi, Sp.S.
Spesialis saraf dari Karmel Stroke Centre ini menyebutkan, penyebab nyeri bisa macam-macam, misalnya cedera akibat olah raga, kecelakaan, atau kulit tersayat. Bisa karena bad posture habit atau kebiasaan duduk yang salah, mengangkat barang berat dengan sikap salah. Juga karena peradangan, entah itu radang akut akibat kuman atau virus, serta radang kronis seperti artritis, neuritis, spondylitis, dan fibromyalgia.
Nyeri dapat pula terjadi akibat kurang vitamin B atau D dan adanya degenerasi seperti yang terjadi pada penderita osteoporosis atau pengapuran. Nyeri juga bisa terjadi akibat kelainan metabolik seperti diabetes melitus. Kanker, keracunan alkohol dan timah hitam, osteoartritis, sitostatika, dan gangguan aliran darah akibat penyakit Burger, nyeri dada akibat iskemi koroner, dan nyeri separuh tubuh akibat stroke juga berpotensi menimbulkan nyeri.
Mendadak atau menahun
Nyeri yang menyerang saraf dan otot bisa terjadi secara mendadak atau menahun. Cedera saat olahraga biasanya menyebabkan nyeri tiba-tiba. Bentuknya, menurut Hermawan, berupa membengkaknya otot akibat tegang, sobeknya ligamen atau otot, kram otot, dan tennis elbow. Radang akut yang berupa bursitis, neuritis, atau artritis dapat tiba-tiba menyebabkan nyeri.
Dapat juga nyeri otot saraf berlangsung menahun, misalnya akibat cedera berulang (low back pain), radang kronis (rhematoid artritis, gout, post hepetic neuralgia, sindrom fibromyalgia), neuropati diabetika, dan defisiensi vitamin B. Menurut Hermawan, nyeri yang kita alami biasanya bersifat spontan seperti ditusuk, terbakar dipukul, pegal linu, kaku-kejang. "Dapat pula terjadi bila ada rangsangan berupa sentuhan, gerakan, atau emosi tertentu," ujarnya.
Karena nyeri bisa terjadi di seluruh tubuh, lokasinya bisa dimana saja, dari nyeri kepala sebelah, kaku leher, nyeri belikat, sampai tungkai. Bila hal ini menyerang, tentu lebih baik anda datang ke dokter ahli saraf. "Dokter biasanya akan memeriksa nyeri mulai dari sifat nyeri, intensitas, lokalisasi, serta kapan dan bagaimana nyeri terjadi, " katanya.
Pemeriksaan dokter meliputi anamnesis atau mengingat seluruh kejadian yang memicu nyeri. Juga pemeriksaan fisik umum dan saraf. Bila perlu dilakukan pemeriksaan tambahan misalnya laboratorium, sinar X, MRI (magnetic resonance imaging), EMG (elektromiografi), SSEP. "Pengobatan terhadap nyeri saraf otot harus berfokus pada penyelesaian penyebab," sebutnya.
Penyebab nyeri akan diatasi sesuai kasusnya. Pada penderita diabetes melitus, dilakukan kontrol gula darah. Pada mereka yang kekurangan vitamin saraf akan diberi vitamin B1, B6, B12, dan seterusnya. Bisa jadi terapi simtomatik juga dilakukan. Ini merupakan terapi untuk menghilangkan gejala-gejala seperti nyeri, pegal, atau kesemutan. Karena itu obat anti nyeri biasanya diberikan, misalnya ibuprofen, steroid, morfin, antidepresan, dan obat untuk merilekskan otot.
Selain mengatasi gejala dan penyebab, rehabilitasi medik juga kerap diperlukan. Contohnya, dengan terapi panas (diatermi), terapi dingin (krioterapi), pijat, TENS (Transcutaneus Electrical Berve Stimulation) yang menggunakan listrik untuk merangsang saraf, biofeedback, exercise atau latihan otot (peregangan, fleksibilitas, penguatan otot, ketahanan), rileksasi, alat bantu, dan psikoterapi.
Majalah Senior.