- Details
-
Written by Administrator
-
Hits: 2547
Awet Muda ? Ya, tidur ...
Terkesan remeh, susah tidur ternyata biang masalah.
Mulai uring-uringan sampai kematian.
BEBERAPA hari ini, Vita Rizki susah tidur. Biasanya karyawati sebuah perusahaan swasta di Jakarta Selatan ini terlelap sebelum pukul 23.00. Tapi sekarang, meski jarum jam sudah menunjukkan lewat pukul 12 malam, matanya masih juga melek. Kalaupun bisa tidur, itu juga tidak nyenyak. Tiap jam, Vita bakal terbangun. Pagi harinya, ia kelihatan kusut. Uring-uringan pula. "Badan rasanya nggak keruan," ujarnya.
Meski kelihatannya sepele, susah tidur seperti yang dialami Vita sangat mengganggu. Selain akan merasa tidak fit dan uring-uringan, gangguan tidur ternyata mengundang banyak penyakit. Sebut saja jantung koroner, gangguan memori di otak, hipertensi, stroke, dan impotensi. Itu belum termasuk kecelakaan di tempat kerja dan lalu lintas.
Data The National Sleep Foundation yang berkantor pusat di Washington, DC, Amerika Serikat, menunjukkan bahwa 70 juta orang disana mengalami gangguan tidur. Kalau dihitung, nilai kerugiannya lebih dari US$ 100 milyar atau sekitar Rp. 900 trilyun. Duit sebanyak itu termasuk biaya pengobatan produktivitas yang hilang, libur karena sakit, dan kerusakan akibat emosi yang tak terkendali.
Menurut Dr. Hermawan Suryadi, ahli penyakit saraf pada Karmel Stroke Centre, Kemanggisan Jakarta barat, secara sederhana ada tiga golongan gangguan tidur. Yaitu susah tidur (insomnia), tidur berlebih atau sering mengantuk di siang hari, dan berbagai gangguan yang menyertai tidur, seperti mendengkur, kejang saat tidur, dan berjalan waktu tidur.
Dari tiga golongan tadi, yang paling sering, ya insomnia. "Penyebabnya berkaitan dengan masalah kejiwaan dan fisik. Kebanyakan karena kombinasi banyak faktor," ujar ahli saraf yang mendalami ihwal kesehatan tidur di University of Illionis at Chicago Medical Center dan University of Glasgow at Southern General Hospital ini.
Orang yang susah memulai tidur, kata Dr. Hermawan, biasanya sering cemas. Sedangkan orang yang susah mempertahankan tidur umumnya karena depresi. Selain itu, kondisi yang tidak fit, seperti rasa nyeri atau sesak napas, ikut menjadi faktor penyebab sukar tidur. Belum lagi jika suhu ruangan terlalu dingin atau panas. "Bekerja dalam sistem shift juga bikin orang susah tidur," Dr. Hermawan menambahkan.
Nah, Kalau orang tidak tidur terus menerus selama satu pekan, daya tahan tubuh bakal menurun dan emosi serta memorinya terganggu. Dr. Hermawan menyarankan tidur 6-9 jam perhari bagi orang dewasa. Sedangkan kebutuhan tidur orang berusia 50 tahun ke atas hanya 5-6 jam.
Dr. Hermawan menjelaskan saat tidur, metabolisme, suhu tubuh, dan denyut jantung makin menurun. Sedangkan hormon androgen, testosteron, dan anabolik naik. Hormon anabolik berfungsi memperbaiki metabolisme untuk regenerasi sel. "Makanya, kalau kurang tidur, bisa jadi loyo, disfungsi ereksi, dan impotensi," kata Dr. Hermawan. Jadi, "kalau ingin awet muda, jagalah tidur Anda," kata Dr. Hermawan lagi.
Majalah Senior